Pada artikel kali ini, Nguliday.com akan memberikan informasi seputar sirap, mulai dari pengertian, kekurangan, kelebihan, hingga harga atap sirap. Artikel ini bisa dijadikan referensi jika tertarik menggunakan sirap sebagai atap hunian.
Atap sirap identik dengan hunian bernuansa etnik dan tradisional yang penggunaannya sudah sangat jarang ditemukan sekarang ini. Meskipun begitu, penggunaan atap sirap untuk bangunan masih memiliki peminat meskipun tidak sebanyak dulu.
Bahan dasar sirap terbuat dari kayu yang cukup langka sehingga harganya pun terbilang cukup mahal. Saat ini, sudah ada beberapa industri pabrik yang mengolah atap sirap berteknologi tinggi untuk membuat hunian jadi terkesan modern.
Apa Itu Atap Sirap?
Sirap yaitu salah satu variasi atap yang umumnya berbahan dasar dari kayu ulin. Atap sirap banyak digunakan pada jenis bangunan bernuansa klasik atau tradisional, seperti keratin, museum, keratin, tempat ibadah, hingga hunian rumah.
Rumah-rumah zaman dulu banyak yang menggunakan sirap sebagai atap rumah mereka, seperti contohnya rumah-rumah di Kalimantan yang merupakan daerah penghasil kayu ulin di Indonesia.
Kebanyakan bangunan di era modern seperti sekarang sudah meninggalkan sirap sebagai atap rumah. Selain karena dianggap sudah ketinggalan zaman, harganya juga terbilang cukup mahal karena sudah agak jarang ditemukan.
Jenis Atap Sirap
Dilihat dari material pembuatannya, atap sirap umumnya terbuat dari tiga jenis kayu, di antaranya yaitu:
1. Kayu Ulin
Yaitu salah satu jenis kayu khas dari Kalimantan yang memiliki nama lain kayu besi atau iron wood. Memiliki bentuk yang padat dan berserat sehingga memiliki ketahanan yang tinggi, termasuk terhadap rayap. Di Kalimantan, kayu ulin banyak digunakan untuk rumah-rumah panggung di mana bagian bawahnya tergenang air.
2. Kayu Benuas
Kayu benuas adalah salah satu alternatif bahan dasar atap sirap selain kayu ulin. Penggunaan kayu benuas sebagai alternatif karena kayu ulin termasuk kayu langka dan penggunaannya dibatasi oleh pemerintah. Dari segi kualitas, kayu benuas masih di bawah kayu ulin, namun masih dianggap layak untuk dijadikan sebagai bahan dasar atap sirap.
3. Kayu Keras
Yang termasuk kayu keras di dalamnya terdapat kayu bengkirai, kayu jati, kayu Merbau, dan lain-lain. Jenis-jenis kayu keras ini juga kebanyakan ditemukan di Kalimantan dan beberapa daerah lain di Indonesia. Peminas kayu keras sebagai atap rumah termasuk sedikit karena kualitasnya tidak sebaik kayu ulin yang kuat dan tahan lama.
Kelebihan Atap Sirap
Atap sirap memiliki beberapa kelebihan yang tidak kalah jika dibandingkan dengan jenis atap lainnya, seperti misalnya:
- Dapat menyerap panas dengan baik sehingga rumah tetap terasa sejuk meskipun hari sedang panas menyengat
- Bobotnya ringan sehingga membuat proses pemasangan sirap bisa lebih mudah dilakukan
- Memiliki variasi tingkat ketebalan
- Cocok untuk hunian yang terlihat bernuansa etnik dan eksentrik
- Memiliki kesan artistik yang tinggi
- Awet untuk penggunaan dalam waktu jangka panjang hingga ratusan tahun (atap sirap dari kayu ulin)
- Tahan terhadap perubahan suhu, cuaca, kelembaban, dan juga terhadap serangga
- Membuat rumah terkesan unik karena sudah jarang digunakan pada kebanyakan hunian modern
Kekurangan Atap Sirap
Sebagai atap hunian, sirap memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, di antaranya yaitu:
- Cenderung cukup sulit didapatkan
- Karena langka dan sulit didapatkan, harganya juga terbilang cukup mahal
- Dibandingkan dengan genteng keramik dan genteng beton, proses instalasinya cukup sulit
- Harus dilakukan perawatan secara teratur supaya bisa bertahan lama
Harga Atap Sirap
Harga atap sirap biasanya dijual dengan satuan per ikat. Satu ikat berisi 80 lembar sirap. Berikut ini adalah estimasi harga sirap ulin berdasarkan satuan ikatnya:
- 1 lembar : Rp3.000 – Rp5.000
- 1 Ikat : Rp165.000
- Setiap pembelian lebih dari 100 ikat, harga satuan menjadi Rp160.000
- Setiap pembelian lebih dari 400 ikat, harga satuan menjadi Rp155.000
- Setiap pembelian lebih dari 600 ikat, harga satuan menjadi Rp150.000
- Setiap pembelian lebih dari 800 ikat, harga satuan menjadi Rp145.000
Keterangan: Harga di atas untuk sirap dengan ukuran 0,5 x 8 x 60cm dengan beberapa pilihan desain, yaitu runcing, kotak, dan setengah lingkaran/oval.
Harga Jasa Pemasangan Atap Sirap
Untuk jasa pemasangan atap sirap, dibedakan berdasarkan sistem pemasangan, luas area, dan lokasi pemasangan. Berikut detail harganya:
Sistem Pemasangan | Satuan | Harga (Rp) |
Sistem 3 Lapis | m2 | 120.000 |
Sistem 4 Lapis | m2 | 150.000 |
Cara Memasang Atap Sirap
Pemasangan atap sirap tidak bisa dilakukan sembarangan karena ada tekniknya supaya sirap terpasang dengan rapi dan tidak renggang. Berikut adalah detail pemasangan atap sirap yang benar:
- Pertama-tama, potong bagian ujung sirap yang ingin dijadikan atap supaya rapi dan rapat ketika dipasang
- Susun bilah-bilah sirap kayu per baris, mulai dari bagian bawah ke bagian atas.
- Supaya posisi atap sirap tetap kokoh dan tidak berubah, rekatkan sirap dengan cara dipaku ke bagian usuk. Untuk memaku sirap, bisa gunakan paku jenis biasa atau paku kuningan.
- Jangan gunakan palu biasa untuk merekatkan paku-paku tersebut. Sebaliknya, gunakan paku tempak supaya pengerjaannya lebih mudah dan cepat mengingat jumlah paku yang akan digunakan bisa mencapai ribuan.
- Penyusunan sirap dilakukan berlapis-lapis, umumnya 3 – 4 lapis. Penyusunan sirap dimulai dari bagian paling bawah yaitu, sirap lapisan pertama, tripleks, aluminium foil, sirap lapisan kedua, sirap lapisan ketiga, dan sirap lapisan keempat.
Demikian penjelasan mengenai sirap, mulai dari kekurangan, kelebihan, hingga harga atap sirap. Pada dasarnya atap sirap, khususnya yang dari ulin, cukup sulit ditemukan sekarang ini mengingat adanya pembatasan dari pemerintah karena termasuk kayu langka.
Penggunaan sirap sebagai atap sirap sangat cocok untuk hunian yang berkesan etnis, eksentrik, dan tradisional. Meskipun harganya cukup mahal, namun penggunaannya bisa bertahan hingga ratusan tahun. Jadi, terhitung tetap hemat untuk digunakan jangka panjang.